Paradoks Ramadhan
- Paradoks Ramadhan
saat menjelang ramadhan..
banyak yang bergembira, dan berkata “marhaban ya ramadhan”
menyambut dengan suka cita, berpuasa di bulan sya’ban..
seraya berdoa “Allahumma baariklanaa fii rajaba wasya’bana waballighnaa ramadhan”.
tapi….
tak sedikit pula yang bahkan tak percaya,”haah..ramadhan sudah tiba?”
saat ramadhan tiba..
tarawih pertama, semua bersuka
masjid serasa tersenyum menyambut jamaah yang datang..
penuuhhh..membeludak hingga perlu pasang tenda
bapak-bapak, ibu-ibu, remaja, anak-anak..
semua khusyuk jalani ibadahnya..
tapi…
Tak disangka-sangka, hari kedua mulai berkurang jumlahnya
Hari kelima tinggal separonya
Hari ke lima belas, tinggal seperempatnya
Menjelang lebaran, tinggal satu shaf saja..
Saat ramadhan tiba..
Siang hari yang dahaga, munculkan sejuta selera untuk berbuka
Kolak pisang, coctail semangka, puding dan sop buah..
Ditambah kurma, dan ta’jil lainnya..
Ayam goreng kremes, sayur asem, dan tempe goreng..
Tambah sambal pedas yang menggoda..
Aaahh, waktu buka, kapankah engkau tiba..
Lamaaaa sekali..
Buka, bukaa, bukaaa…alhamdulillah..
Allahumma laksumtu, wabika amantu, wa’ala rizqika afthortu. Birahmatika yaa arhamarrohimin
Keringat sudah mengucur di wajah, perut sudah kenyang penuh makanan..
Sayangnya kadang, jadi lupa sholat maghrib..
Jadi malas sholat Isya & tarawih..
Saat ramadhan tiba..
Tuntunan agama membagi ramadhan dalam tiga masa
10 hari pertama adalah hari-hari yang penuh berkah
10 hari kedua adalah hari-hari penuh ampunan
10 hari ketiga kita dijauhkan dari api neraka..
Maka, banyak yang berlomba mengisinya dengan segala ibadah
Tapi..
Ada pula yang membagi dengan caranya sendiri
10 hari pertama adalah waktu untuk bergembira, buka bersama, dan mencoba segala menu
10 hari kedua adalah waktu belanja di mall
10 hari ketiga, sibuk persiapan mudik
Saat bulan ramadhan..
Sajian di media penuh nuansa ramadhan..
Kajian, diskusi, tabligh, dan siraman rohani
Semua menambah semarak nuansa ramadhan..
Namun, tak bisa dipungkiri..
Masih ada saja yang banyak bercanda di televisi
Di jam-jam kita tarawih, di jam-jam kita qiyamul lail..
Saat akhir ramadhan..
Orang terdahulu banyak yang menangis..
Karena sebentar lagi, tiada lagi kenikmatan ibadah
Seperti yang selama ini terjadi
Karena tidak tahu, apakah tahun depan masih bisa berjumpa kembali
Dengan ramadhan yang mulia ini..
Tapi kini..
Malah banyak yang justru mulai melemah tadarusnya, malas pergi ke masjidnya..
Dan bersuka menyambut berakhirnya ramadhan..
Ya Allah..
Ampunilah kami,
Jika bukan karena ridha-Mu, kami hanya sekumpulan orang-orang lalai
Yang tidak pandai bersyukur atas segala sajian-Mu di dunia ini..
Fa bi ayyi ala irobbikuma tukadzibaan..
Semoga kami dapat memanfaatkan sisa ramadhan tahun ini
Dengan sebaik-baiknya amal..
Comments
Post a Comment