Kesuksesan & Keterbatasan

Belakangan ini di televisi banyak berita yang menyiarkan ttg siswa yang mendapat nilai terbaik dalam ujian nasional, baik kategori SMP maupun SMA/SMK. Prestasinya memang luar biasa, nilai yang mereka dapatkan merata dengan skor 9 bahkan mendekati sempurna, 10. Tapi jika dilihat secara seksama sebenarnya ada yg lebih menarik lagi. Kebanyakan mereka yang meraih nilai tertinggi tersebut justru berasal dari golongan yang kurang berada. Sebut saja Atik Fajaryani, peraih nilai tertinggi ujian nasional kategori SMK. Siswi SMK N 1 Bantul ini bahkan meraih nilai sempurna, 10, untuk pelajaran Matematika & Bahasa Inggris. Orangtuanya bernama Sambudi yang sehari-harinya bekerja sebagai buruh tani. Atik bersama orangtuanya tinggal di Dusun Gandekan Desa Guwosari, Kecamatan Pajangan Bantul atau sekitar 7 kilometer dari sekolahnya.

Ketika diwawancarai oleh reporter salah satu tv swasta, atik mengaku tidak pernah mengikuti bimbingan belajar. Ia hanya berprinsip untuk selalu memperhatikan pelajaran di kelas & mengulang lagi saat di rumah. Buku-buku yang dimilikinya pun hanya sedikit. Sebagian fotokopian, dan kebanyakan dia membaca di perpustakaan sekolah, karena gratis. Setiap hari ia berangkat ke sekolah naik sepeda. Prestasinya ini tentu menarik untuk dilihat, terlebih lagi karena latar belakang keluarganya yang hanya buruh tani. Ayahnya juga bukan orang berpendidikan, meskipun nampak jelas visi orang tuanya "anak-anak harus sekolah setinggi-tingginya". Orangtuanya tidak pernah menyangka anaknya berprestasi setinggi itu meskipun mereka tau bahwa atik memang anak yg rajin.

Ya, kisah atik di atas menunjukkan bahwa dengan segala keterbatasan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita, sesungguhnya diberikan pula kesempatan untuk meraih kesuksesan saat kita dapat menjalani dan mensiasati keterbatasan itu dengan sikap kita. Namun sayang sekarang ini lebih banyak orang yg mengeluhkan keterbatasan sebagai penghambat kesuksesan. Ada yg mengeluh gajinya kecil, padahal di luar sana banyak yang belum punya pekerjaan. Ada yang mengeluhkan macet padahal banyak yang belum mampu kredit sepeda motor. Ada yang mengeluh pekerjaan tambah banyak, padahal di luar sana ada orang yg istirahatnya sedikit karena harus serabutan bekerja apa saja demi menghidupi keluarganya. Ada anak yg merajuk tak mau sekolah kalo belum dibelikan blackberry. Dan.. Masih banyak lagi seribu alasan yg diciptakan manusia hanya untuk sukses. Seolah2 sukses membutuhkan syarat sebagaimana yg kita mau. Padahal syarat sukses di mata Tuhan adalah kesediaan mensiasati keadaan. Tuhan tahu, sehingga Dia memberikan beban kepada kita agar kita bisa belajar/menjadi kuat dengan tempaan hidup. Tuhan pun tahu batas2 kekuatan kita, sehingga tak memberikan beban melebihi kemampuan kita. Dia ingin kita melewati hal itu, dan bukan berlaku cengeng dengan menyerah kepada keadaan, atau memberlakukan "syarat sukses" seperti yg kita mau.

Apa yg dialami oleh atik, dan banyak orang lain yang sukses sesungguhnya telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah halangan bagi kita untuk sukses. Keterbatasan justru tantangan yang harus ditaklukkan. Pedang tidak ditempa dengan sentuhan halus pandai besi, namun pedang dibentuk dengan tempaan keras dengan suhu tinggi. Lihatlah bagaimana Sayid Qutb menulis buku di penjara, Bung Hatta, Buya Hamka, Pramoedya Ananta Toer pun demikian. Menciptakan karya dibalik keterbatasan. Marquis de Sade dalam film quills telah menunjukkan kepada kita bahwa meskipun dibatasi alat2nya, namun dia tetap bisa menulis; dengan apa saja yang masih dimilikinya.

Saya suka mengamati, bahwa teman2 saya di kampus dulu yg merupakan "klub pejalan kaki" dari kos-kosan ke kampus kini telah menggapai jalan suksesnya masing-masing. Ada yg baru saja menjadi manajer di salah satu BUMN ternama, ada yang jadi dosen yg juga penulis buku & social worker, ada yg hampir menyelesaikan studinya di Russia. Padahal dulu bukan siapa2,ke kampus jalan kaki, makan sehari dua kali, buku pun fotokopi, hand phone tak terbeli.

Banyak orang yg menggapai kesuksesan karena berhasil melewati ujian keterbatasan. Mengapa bisa demikian? Apa sesungguhnya yg terjadi? (1)Untuk keluar dari keterbatasan, biasanya butuh konsistensi yang luar biasa terhadap TUJUAN AKHIR. Orang yg fokus akan tujuan akhir akan cenderung tidak mudah putus asa, karena saat dia down, maka tujuan akhir ini lah yang akan menjadi dorongannya. (2) orang yg ingin sukses biasanya "membakar jembatan" di belakangnya. Ibarat berperang, saat kita sudah menyeberang dan kemudian membakar jembatan yg telah kita lalui, maka tak ada pilihan lain selain maju. Ini akan membuat kita fokus pada masa depan, bukan membanggakan masa lalu. (3) tidak mudah menyerah. Keuletan adalah ciri kesuksesan. Biasanya mereka yang ulet cenderung dapat mencapai tujuan suksesnya (4)dorongan internal yg lebih besar dari dorongan eksternal. Contoh atik sudah membuktikan, bahwa dengan segala keterbatasan, asalkan ada niat yg kuat untuk sukses maka pasti berhasil (5) tidak menunda-nunda. Orang yg punya kecenderungan sukses akan melakukan hal yang bisa dilakukannya saat itu, meskipun dengan keterbatasan. Dan tidak menunda2 apa yang seharusnya dia lakukan.

Sekarang kembali kepada diri kita masing2. Sudah siapkah kita untuk menjalani tujuan sukses kita masing-masing. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi kita semua, bahwa dengan keterbatasan kita masih dapat berbuat lebih.

Tulisan ini pun saya buat dengan keterbatasan. Saya menulis tulisan ini dengan blackberry sambil menunggu flight ke jogja pagi ini.

Selamat berkarya, semoga sukses..

Jakarta, 6 Juni 2011
Emerald Sky Lounge, Bandara Soekarno Hatta
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

Comments

Popular Posts